Rabu, 19 September 2018

LANSIA YANG BUTUH ULURAN TANGAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT YANG BERKANTONG TEBAL

dinas.jpg
Sedikit cerita tentang seorang keluarga tidak mampu yang bertempat di desa mantong Rt 01 Rw 06 kelurahan sumbertaman kecamatan wonoaseh kota probolinggo.
Miris menyaksikan hidup lansia bernama ibu putro ini yang hidup bersama anak dan cucu yang bernama miskani cucu dari ibu putro ini yang bernama putri, hidupnya pun serba kekurangan dan membutuhkan uluran tangan Pemerintah setempat. Warga probolinggo, Kelurahan sumbertaman, Kecamatan wonoasih. Wanita lanjut usia (Lansia) ini sangat membutuhkan uluran tangan baik dari pemerintah maupun para dermawan yang berkantong tebal.
Agak kontras memang melihat keadaan Janda renta yang ditinggal mati suaminya anak yang masih kecil, di tengah kehidupan yang saat ini dan anak dari ibu putro yang mulai beranjak dewasa anak ibu putro ini yang bernama miskani di setubuhi oleh orang orang yang kurang bertangung jawab hinga hamil dan melahirkan seorang anak yang bernama putri yang tidak pernah di ketahui siapa bapak yang di kandung miskani ini, setelah ibu miskani ini melahirkan seorang anak perempuan yang di kasih nama putri nalo yang semakin menjadi beban di keluarga ibu putro yang hidup serba kekuranggan, namun ibu putro ini tetap tabah dan bersukur meskipun cucu ataw anak dari ibu miskani ini terlahir tanpa seorang bapak Namun hal itu tetap ia syukuri.
Di usia ibu putro yang semakin renta dan menua yang tidak lagi bisa berjalan dan tidak bisa lagi mencari nafkah untuk anak dan cucunya, ibu miskani pun bekerja sebagai pencari barang bekas/rongsokan untuk menyambung hidup, mirisnya lagi anak dari miskani yang bernama putri di ajak untuk menjadi pemulung karna ketidak mampuan orangtuanya untuk menyekolahkan anak dan kurangnya kepedulian pemerintah untuk rakyat miskin.
Singkat cerita ibu dari putri nalo yang bernama miskani terkena musibah yang jatuh di saat bekerja sebagai pemulung hinga lumpuh dan tidak bisa lagi bekerja sebagai pemulung yang mata pencarianya untuk menghidupi anak dan orangtuanya yang sudah lansia, anak dari miskani dan cucu dari putro ini mencari/bekerja sebagai pemulung sendirian untuk menghidupi nenek yang sudah lansia dan ibu yang sudah tidak bisa lagi bekerja.
Pemerintah kota probolinggo harus lebih peka ditengah menanjaknya prestasi pemuda-pemudi Kota probolinggo, ternyata hidup janda penuh akan kekurangan yang menempati "istana" berukuran panjang 3 meter serta lebar 3 meter, bersama anak dan cucu perempuannya yang bekerja sebagai pemulung, kondisi keluarga ibu putro yang sangat memperihatikan tersebut saat ini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat setempat.
Semoga dengan adanya program baru dari pemerintah dan dinsos yang di sebut [ SLRT ] ini akan mengurangi angka kemiskinan di kota kita tercinta probolinggo ini.
Semangat untuk tim SLRT kota probolinggo untuk mengurangi angka kemiskinan di kota kita tercinta.
Narasumber ibu putro: 03-08-1938. islam janda anak 1 lansia
Miskani anak dari ibu putro: 12-07-1980. islam janda anak 1
putri anak dari ibu miskani:12-07-2002. islam
Maaf bila cerita kurang jelas di karenakan narasumber kurang bisa untuk di minta keteranganya

Penulis: Badri masduqi
Probolinggo 19 september 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar